Kamis, 11 Agustus 2016

Kedewasaan


1.       Arti kedewasaan?

Kedewasaan itu mau belajar tidak egois, bisa bertanggung jawab atas semua tindakan, berfikir ke depan, bisa mengerti lingkungan, dan bisa mengerti mana situasi pada saat main-main/serius.
Menurut kamus webster, kedewasaan adalah suatu keadaan maju bergerak ke arah kesempurnaan. Definisi ini tidak menyebutkan preporsisi “ke” melainkan “ke arah”. Ini berarti kita takkan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita dapat bergerak maju ke arah itu. Dengan demikian, kematangan bukan suatu keadaan yang statis, tapi lebih merupakan suatu keadaan “menjadi” atau state of becoming.
Respon seseorang bisa jadi adalah salah satu indicator mengukur kedewasaan. Misal, setiap manusia pasti punya masalah yang berbeda-beda/mungkin sama. Dan setiap manusia punya penyikapan yang berbeda-beda terhadap  masalah yang menghampirinya. Ada yang mengeluh, mengumpat, menerima, sabar, dan bermacam-macam respon. Semuanya tergantung kepada yang memiliki masalah, ingin menyikapinya seperti apa.

Tanda-tanda Kedewasaan Pada Diri Seseorang

1.       Dia menerima dirinya sendiri
Mampu melihat, menilai dirinya secara obyektif dan realistis. Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif, dan bebas dari frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal dirinya sendiri . Dr. Abraham Maslow berkata, “Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat diusahakannya. Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing. 
2.       Dia menghargai orang lain
Ia dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan dan tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan citra dirinya sendiri.
3.       Dia menerima tanggung jawab
Orang yang sudah dewasa menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan situasi dimana ia berbuat dan berada.
4.       Dia percaya pada diri sendiri
5.       Dia sabar
Seseorang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah. Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa ada lebih dari satu rencana penyelesaian.
6.       Dia mempunyai rasa humor
Orang berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi orang yang dewasa tidak akan menertawakan/merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis.

Sumber

Diadaptasi dari “The Effective Psychology for Manager” oleh Mortimer R. Feinberg, Ph.D  (warmada.staff.ugm.ac.id/Life/kematangan.html)

Hal-hal yang sering kita temui menuju kedewasaan :
1)      Umur tidak bisa dijadikan tolak ukur kedewasaan seseorang (Maturity comes with experience not age)
Sebagai manusia kita terus tumbuh dan tumbuh, begitu juga umur kita yang juga terus bertambah, dan seseorang yang dewasa memang cenderung mempunyai umur yang telah matang. Tapi sebenarnya kedewasaan seseorang itu tidak bisa dinilai dari seberapa matang umurnya. Kedewasaan adalah suatu perkembangan pemikiran yang semakin membaik dan matang disaat itulah kedewasaan yang sebenarnya telah kamu rasakan, dan itu tidak mengenal umur yang kamu miliki.
2)      Menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang instan
Proses menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang bisa kita lalui dengan cepat dan instan. Walaupun kata-kata dewasa itu simple, menjadi dewasa sangat membutuhkan proses yang berat, banyak hal yang harus dilalui demi menjadi dewasa. Menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam diri kita sehingga terlatih menjadi semakin dewasa.
3)      Mengetahui betapa sulitnya kehidupan
Saat kita mulai beranjak dewasa, kita baru akan mengerti bahwa kehidupan yang telah kita jalani ini ternyata begitu keras. Selama ini kehidupan kita selalu dilindungi oleh orang tua, namun saat kita dewasa barulah kita memulai suatu kehidupan yang sebenarnya dengan diri kita sendiri dan usaha sendiri.
4)      Mencari jati diri
Untuk menjalani kerasnya dunia kehidupan yang sesungguhnya kita harus punya prinsip yang kita pegang teguh sebagai pedoman kita. Dengan mengetahui siapa diri kita, maka kita bisa bertahan dari kerasnya kehidupan sebenarnya yang akan kita lalui.
5)      Sadar bahwa kita bukan anak kecil lagi
Suatu ketika kita berfikir disaat umur kita yang semakin bertambah, mengapa kita masih bersikap selayaknya anak remaja yang belum berfikir secara matang dan belum memiliki pandangan yang jauh ke depan. Sementara rekan-rekan yang seumuran dengan kita sudah jauh berkembang disaat kita menyadari hal tersebut, maka secara spontan kita berfikir dan terus berusaha untuk menjadi tumbuh dewasa.
6)      Cara kita menyelesaikan masalah hidup (Keep calm and solve problems)
Seiring pemikiran yang terus berkembang, maka setiap asalah yang kita temui, kita selesaikan dengan cara yan berbeda. Kita akhirnya mencari solusi terbaik dan menimbang dari banyak sudut pandang serta berbagai sisi dan dengan hasil yang baik di semua sisinncari solusi terbaik dan menimbang dari banyak sudut pandang serta berbagai sisi dan dengan hasil yang baik di semua sisinya.
Menjadi dewasa itu tidaklah mudah, banyak sekali berbagai rintangan yang harus dihadapi. Janganlah mengeluh dalam menghadapinya, apalagi sampai berputus asa. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu serta hidupmu. Lupakan saja seua kegundahan di hati. Sikapilah semua beban dengan positif.
7)      Menyadari apa itu cinta yang sebenarnya
Menemukan seseorang yang menarik, dan akhirnya jatuh cinta adalah salah satu bagian menuju kedewasaan. Kita tidak hanya menjalin hubungan karena sesuatu yang menyenangkan. Cara kita mencintai pasangan kita juga berubah seiring bertambahnya pemikiran yang matang sesuai kedewasaan kita. Kita tidak hanya lagi memikirkan keegoisan kita saja, cobalah mengakui kesalahan dan cobalah lebih berbesar hati memaafkan kesalahan. Kita juga akan menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita, karena kita semakin tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan kesempurnaan itu bisa diciptakan dengan saling melengkapi, dan pada akhirnya cinta yang sejati itu akan bertahan sampai selamanya dengan didasari pemikiran yang dewasa dari setiap pelakunya.
8)      Menentukan pilihan yang benar
Tahap akhir dari proses pendewasaan diri adalah kita telah bisa menentukan hal yang benar dan salah, kita tidak lagi dengan mudah bisa dipengaruhi berbagai hal yang salah karena hanya terpikir dan melihat dari satu sudut pandang saja, tidak berfikir jauh ke depan. Kita dapat menentukannya dengan tetap menjadi diri kita sendiri dan berpegang teguh pada prinsip yang kita pegang dalam menjalani kehidupan. Semakin dewasa, maka kita bisa membawa diri menjadi personal yang baik dan menjadi seseorang yang benar-benar dewasa karena pemikirannya, bukan karena umur yang terus bertambah.
                `

Kesimpulan


Untuk yang masih belum dewasa belajarlah dewasa, karena sifat kekanak-kanakan, egois, dan tidak pernah menerima nasehat dari orang lain itu sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Proses pendewasaan menjadikan diri kita lebih tegar dan kuat dalam menghadapi masalah. Mulailah dari hal yang terkecil untuk jadi pribadi yang dewasa.       

0 komentar:

Posting Komentar