This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 01 November 2016

Sosialisasi Pergaulan Bebas Pada Remaja


Tugas mata kuliah PKMT mengenai sosialisasi pergaulan bebas pada remaja yang diadakan Mahasiswa Komunikasi Massa Petang Politeknik Indonusa Surakarta pada hari Sabtu, tanggal 22 Oktober 2016 di SMP Negeri 22 Surakarta yang diikuti siswa kelas VIII SMP tersebut.
Kegiatan tersebut diisi dengan pemaparan sosialisasi, sesi tanya jawab, dan pembagian door prize. Rita Hastuti dari Yayasan Kakak sebagai narasumber utama yang mengisi acara tersebut. 
Sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada para siswa mengenai bahaya dan dampak negatif  pergaulan bebas pada remaja. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada siswa agar membina pergaulan yang positif, menjadi remaja yang baik serta tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang berdampak negatif.
Kami bekerjasama dengan beberapa media partner untuk mempublikasikan kegiatan tersebut. Salah satunya yaitu dengan Jitunews.com

Kamis, 29 September 2016

Festival Payung 2016




Festival Payung yang diadakan lagi di Taman Balekambang Solo ini pada 23-25 September 2016 lalu bertujuan untuk menarik wisatawan. Selain itu, Festival Payung 2016 juga untuk melestarikan industri kreatif payung di Tanah Air.
Dalam Festival Payung 2016 ini terdapat berbagai acara, diantaranya yaitu Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Tari Payung, Fashion Show Payung, Sarasehan dan Refleksi, serta Workshop World Culture Forum. Selain itu, Festival Payung juga menampilkan kerajinan payung lintas negara. Jadi, masyarakat bisa melihat kerajinan payung dari negara Kamboja, Thailand, Jepang, dsb.
Untuk menikmati Festival Payung ini, para pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali.

Pesan dan kesan menurut salah satu pengunjung :
"Menurut saya, Festival Payung ini sangat luar biasa. Karena dengan menata dan mengatur konsep berbagai jenis payung yang bervariasi ini dapat menghias Taman Balekambang menjadi seindah ini. Sehingga banyak sekali pengunjung yang tertarik untuk datang ke sini. Serta didukung dengan adanya berbagai acara yang ditampilkan. Event seperti ini harus terus dilestarikan."

Jumat, 16 September 2016

Pendakian

http://komunitaspetualang.blogspot.co.id/2013/05/pendakian-gunung-lawu.html

Mendaki merupakan kesenangan tersendiri bagi saya. Karena dengan mendaki, rasa takut, rasa lelah, semua tergantikan dengan keindahan alam Sang Pencipta yang dapat dilihat secara bebas.

Sekilas Info

Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" (diperkirakan terahkir meletus pada tanggal 28 November 1985, dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran, Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

Pendakian

Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemoro Kandang di Tawangmangu, serta Cemoro Sewu, di Sarangan. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.
Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemoro Kandang. Pendakian melalui Cemoro Sewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke 4 baru direnovasi, jadi untuk saat ini di pos 4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4.
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu (bagi pemula) janganlah mendaki di malam hari karena medannya berat untuk pemula.

Misteri gunung Lawu

Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya.
Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar si pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.

Kamis, 25 Agustus 2016

Pancawala Larung

Wayang Wong Sriwedari

Wayang Wong Sriwedari merupakan salah satu ikon kota Surakarta yang tetap lestari hingga kini. Kesenian tradisional yang telah berumur lebih dari seabad ini tetap memiliki penggemar sendiri. Acara dimulai pukul 20.00 WIB -selesai setiap hari senin-sabtu, dengan biaya retribusi untuk VIP Rp 10.000,-, kelas I Rp 7.500,-, dan kelas II Rp 5.000,-. Dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya.

Pancawala Larung

Pancawala Larung merupakan tema yang ditampilkan pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2016, yang disutradarai oleh RT. Sulistyanto Dipuro B.A.

Sekilas Cerita

Di kerajaan Sawojajar para punggawa kerajaan yanag dipimpin oleh patih Dentayuda-Dentapati menghadap Prabu Surya Kumara, penguasa tertinggi di kerajaan Sawojajar. Prabu Surya Kumara jatuh cinta pada Dewi Pergiwati dan berniat untuk mempersuntingnya.
Di tepi hutan putra kerajaan Astina, Lesmana Mandrakumara sedang melakukan perjalanan bertemu Prabu Surya yang sama-sama ingin mempersunting Dewi Pergiwati, maka terjadilah perselisihan dan peperangan diantara mereka.

Pancawala bersama istrinya Dewi Pergiwati sedang menghibur diri di taman Madugondo ditemani para abdi kerajaan. Kedatangan Lesmana Mandrakumara segera membunuh Pancawala dan membawa pergi dewi Pergiwati. Perjalanan Lesmana dihentikan Prabu Surya Kumara yang ingin merebut Dewi Pergiwati.

Jasad Pancawala dilabuh (dilarung) di Begawan Swelo Ganggo untuk disempurnakan. Kemudian datanglah Bima yang segera mengambil jasad Pancawala untuk dibawa ke Amarta.
Pancawala hidup kembali dan menceritakan semua kejadian pada Sri Krisna. Datanglah Gathutkaca, Pergiwati beserta Bambang Partoatmojo membawa Lesmana dihadapan Sri Krisna. Lesmana mengakui telah membunuh Pancawala untuk mendapatkan Dewi Pergiwati, dia bersedia mendapatkan hukuman atas perbuatannya tersebut.

Kamis, 11 Agustus 2016

Kedewasaan


1.       Arti kedewasaan?

Kedewasaan itu mau belajar tidak egois, bisa bertanggung jawab atas semua tindakan, berfikir ke depan, bisa mengerti lingkungan, dan bisa mengerti mana situasi pada saat main-main/serius.
Menurut kamus webster, kedewasaan adalah suatu keadaan maju bergerak ke arah kesempurnaan. Definisi ini tidak menyebutkan preporsisi “ke” melainkan “ke arah”. Ini berarti kita takkan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita dapat bergerak maju ke arah itu. Dengan demikian, kematangan bukan suatu keadaan yang statis, tapi lebih merupakan suatu keadaan “menjadi” atau state of becoming.
Respon seseorang bisa jadi adalah salah satu indicator mengukur kedewasaan. Misal, setiap manusia pasti punya masalah yang berbeda-beda/mungkin sama. Dan setiap manusia punya penyikapan yang berbeda-beda terhadap  masalah yang menghampirinya. Ada yang mengeluh, mengumpat, menerima, sabar, dan bermacam-macam respon. Semuanya tergantung kepada yang memiliki masalah, ingin menyikapinya seperti apa.

Tanda-tanda Kedewasaan Pada Diri Seseorang

1.       Dia menerima dirinya sendiri
Mampu melihat, menilai dirinya secara obyektif dan realistis. Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif, dan bebas dari frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal dirinya sendiri . Dr. Abraham Maslow berkata, “Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat diusahakannya. Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing. 
2.       Dia menghargai orang lain
Ia dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan dan tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan citra dirinya sendiri.
3.       Dia menerima tanggung jawab
Orang yang sudah dewasa menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan situasi dimana ia berbuat dan berada.
4.       Dia percaya pada diri sendiri
5.       Dia sabar
Seseorang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah. Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa ada lebih dari satu rencana penyelesaian.
6.       Dia mempunyai rasa humor
Orang berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi orang yang dewasa tidak akan menertawakan/merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis.

Sumber

Diadaptasi dari “The Effective Psychology for Manager” oleh Mortimer R. Feinberg, Ph.D  (warmada.staff.ugm.ac.id/Life/kematangan.html)

Hal-hal yang sering kita temui menuju kedewasaan :
1)      Umur tidak bisa dijadikan tolak ukur kedewasaan seseorang (Maturity comes with experience not age)
Sebagai manusia kita terus tumbuh dan tumbuh, begitu juga umur kita yang juga terus bertambah, dan seseorang yang dewasa memang cenderung mempunyai umur yang telah matang. Tapi sebenarnya kedewasaan seseorang itu tidak bisa dinilai dari seberapa matang umurnya. Kedewasaan adalah suatu perkembangan pemikiran yang semakin membaik dan matang disaat itulah kedewasaan yang sebenarnya telah kamu rasakan, dan itu tidak mengenal umur yang kamu miliki.
2)      Menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang instan
Proses menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang bisa kita lalui dengan cepat dan instan. Walaupun kata-kata dewasa itu simple, menjadi dewasa sangat membutuhkan proses yang berat, banyak hal yang harus dilalui demi menjadi dewasa. Menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam diri kita sehingga terlatih menjadi semakin dewasa.
3)      Mengetahui betapa sulitnya kehidupan
Saat kita mulai beranjak dewasa, kita baru akan mengerti bahwa kehidupan yang telah kita jalani ini ternyata begitu keras. Selama ini kehidupan kita selalu dilindungi oleh orang tua, namun saat kita dewasa barulah kita memulai suatu kehidupan yang sebenarnya dengan diri kita sendiri dan usaha sendiri.
4)      Mencari jati diri
Untuk menjalani kerasnya dunia kehidupan yang sesungguhnya kita harus punya prinsip yang kita pegang teguh sebagai pedoman kita. Dengan mengetahui siapa diri kita, maka kita bisa bertahan dari kerasnya kehidupan sebenarnya yang akan kita lalui.
5)      Sadar bahwa kita bukan anak kecil lagi
Suatu ketika kita berfikir disaat umur kita yang semakin bertambah, mengapa kita masih bersikap selayaknya anak remaja yang belum berfikir secara matang dan belum memiliki pandangan yang jauh ke depan. Sementara rekan-rekan yang seumuran dengan kita sudah jauh berkembang disaat kita menyadari hal tersebut, maka secara spontan kita berfikir dan terus berusaha untuk menjadi tumbuh dewasa.
6)      Cara kita menyelesaikan masalah hidup (Keep calm and solve problems)
Seiring pemikiran yang terus berkembang, maka setiap asalah yang kita temui, kita selesaikan dengan cara yan berbeda. Kita akhirnya mencari solusi terbaik dan menimbang dari banyak sudut pandang serta berbagai sisi dan dengan hasil yang baik di semua sisinncari solusi terbaik dan menimbang dari banyak sudut pandang serta berbagai sisi dan dengan hasil yang baik di semua sisinya.
Menjadi dewasa itu tidaklah mudah, banyak sekali berbagai rintangan yang harus dihadapi. Janganlah mengeluh dalam menghadapinya, apalagi sampai berputus asa. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu serta hidupmu. Lupakan saja seua kegundahan di hati. Sikapilah semua beban dengan positif.
7)      Menyadari apa itu cinta yang sebenarnya
Menemukan seseorang yang menarik, dan akhirnya jatuh cinta adalah salah satu bagian menuju kedewasaan. Kita tidak hanya menjalin hubungan karena sesuatu yang menyenangkan. Cara kita mencintai pasangan kita juga berubah seiring bertambahnya pemikiran yang matang sesuai kedewasaan kita. Kita tidak hanya lagi memikirkan keegoisan kita saja, cobalah mengakui kesalahan dan cobalah lebih berbesar hati memaafkan kesalahan. Kita juga akan menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita, karena kita semakin tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan kesempurnaan itu bisa diciptakan dengan saling melengkapi, dan pada akhirnya cinta yang sejati itu akan bertahan sampai selamanya dengan didasari pemikiran yang dewasa dari setiap pelakunya.
8)      Menentukan pilihan yang benar
Tahap akhir dari proses pendewasaan diri adalah kita telah bisa menentukan hal yang benar dan salah, kita tidak lagi dengan mudah bisa dipengaruhi berbagai hal yang salah karena hanya terpikir dan melihat dari satu sudut pandang saja, tidak berfikir jauh ke depan. Kita dapat menentukannya dengan tetap menjadi diri kita sendiri dan berpegang teguh pada prinsip yang kita pegang dalam menjalani kehidupan. Semakin dewasa, maka kita bisa membawa diri menjadi personal yang baik dan menjadi seseorang yang benar-benar dewasa karena pemikirannya, bukan karena umur yang terus bertambah.
                `

Kesimpulan


Untuk yang masih belum dewasa belajarlah dewasa, karena sifat kekanak-kanakan, egois, dan tidak pernah menerima nasehat dari orang lain itu sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Proses pendewasaan menjadikan diri kita lebih tegar dan kuat dalam menghadapi masalah. Mulailah dari hal yang terkecil untuk jadi pribadi yang dewasa.       

Minggu, 07 Agustus 2016

Perjuanganmu Inspirasiku


Sejarah

Masa balita dan kanak-kanak Soekarno masih tetap kelabu. Ekonomi orag tuanya yang pas-pasan, membuat hidup Soekarno terasa begitu sulit. Sehingga membuat bung Karno tumbuh sebagai anak yang penyakitan. Namun, menurut kepercayaan tradisional, anak sakit-sakitan harus diganti namanya. Karena itu Koesno nama kecilnya diganti menjadi Soekarno. “Su” yang berarti paling baik, Karna diambil dari nama seorang pahlawan terbesar dalam cerita Mahabharata. Jadi, Soekarno berarti pahlawan yang paling baik.

Sejak umur 3 tahun, Koesno dititipkan di rumah kakek dan neneknya di Tulungagung Jawa Timur. Kemampuan kakeknya Raden Hardjodikromo seorang tabib yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan suka menolong masyarakat membuatnya disegani masyarakat Tulungagung terlebih seringkali memberi wejangan dan pitutur kepada sesama. Ketika masih kecil, ia layaknya anak-anak seusianya. Tidak ada tanda-tanda yang membuat orang bisa menebak kelak dia akan menjadi orang besar. 1 hal yang menonjol dalam dirinya, Soekarno adalah seorang pemberani sekaligus senang berkelahi. Tak jarang Soekarno pulang dengan wajah babak belur. Tapi dia bangga. Walaupun tidak menguasai ilmu beladiri, dengan modal keberanian dan kenekatannya, Soekarno mampu mengalahkan lawan-lawannya. Keberanian memang langkah awal sebuah kemenangan.

Ketika kelak tumbuh sebagai remaja, dan sudah berpenampilan, kemiskinan  tampaknya tak mempengaruhi Bung Karno dalam bergaya. Kiriman uang saku dari orang tuanya dihematnya sen demi sen. Namun, itu tak berarti dirinya tidak bisa tampil keren. Tampak dari foto-fotonya, sejak muda bung Karno selalu busana apik dan menawan. Tampaknya sejak muda Bung Karno sudah punya bakat sebagai pencipta trend mode di jamannya.

Ayah bung Karno merupakan orang yang mementingkan pendidikan  bagi anak-anaknya. Terbukti dengan dipindahkannya Soekarno dari Eerste Inlandse School yang merupakan tempat bekerja ayahnya, kemudian dipindah ke Europhesche Lageere School (ELS) sekolah dasar yang didirikan bangsa Eropa. Keputusan ayahnya ini dilatarbelakangi adanya ketentuan untuk masuk ke Hoogere Burger School (HBS) sekolah menengah Belanda yang mengharuskan lulusan dari ELS. Masuk ELS pada usia 10 tahun yakni pada tahun 1911 dan menamatkan pendidikan di ELS pada tahun 1916.

Setelah menamatkan pendidikan di ELS Soekarno melanjutkan pendidikannya ke HBS di Surabaya sebagaimana keinginan ayahnya. Soekarno dapat masuk ke HBS tidak serta merta karena tamatan ELS, namun termasuk campur tangan dari H.O.S Tjokroaminoto yang merupakan teman ayah bung Karno. Di Surabaya ini, Soekarno memulai kiprahnya di organisasi. Organisasi pertama yang diikuti Soekarno adalah Tri Koro Dharmo yang merupakan ogaisasi turunan dari Budi Utomo .Kedekatannya dengan Tjokroaminoto yang juga menjadi pemimpin surat kabar harian Oetosan Hindia tidak disia-siakannya. Hal ini terbukti dengan aktifnya bung Karno sebagai penulis di surah kabar harian tersebut. Tahun 1921bung Karno berhasil menamatkan pendidikannya di HBS Surabaya dan melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool Bandung yang sekarang dikenal dengan ITB. Soekarno resmi menyandang gelar Insinyur pada tahun 1926.

Secara resmi diketahui, Soekarno mempunyai 9 istri selama hidupnya. Soekarno memang dinilai sebagai Don Juan yang selalu memesona wanita. Berkali-kali diakui oleh Soekarno, dirinya memang seorang pemuja wanita cantik. Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitasnya yang tinggi, membuat wanita bertekuk lutut. Selain itu, Soekarno juga bersikap sopan dan hangat pada setiap wanita. Tak peduli wanita itu tua/muda. Soekarno tak segan-segan mengambilkan minum sendiri untuk tamu wanitanya. Soekarno juga selalu membantu memegang tangan wanita, jika wanita itu eluar dari mobil. Soekarno menghormati wanita, juga wanita sangat romantis. Dia juga tak sungkan mengumbar pujian pada wanita, sehingga membuat para wanita tersanjung.

Istri Bung Karno

  • Siti Oetari (1921- 1923)
Merupakan anak sulung H.O.S Tjokroaminoto. Ketika menikahi Oetari, umur Soekarno belum genap 20 tahun, sementara Oetari masih berusia 16 tahun. “Pernikahan Soekarno dan Oetari hanya untuk menyenangkan hati H.O.S Tjokroaminoto (waktu itu istri Tjokro baru saja meninggal). Dan terbukti setelah tamat sekolah menengah atas, Soekarno menceraikan Oetari ketika meneruskan sekolah ke THS (sekarang ITB).”kata Agus Irawan, Pegawai Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.
  • Inggit Ganarsih (1923-1943)
Janda 12 tahun lebih tua dari Soekarno. Inggit menjadi sumber semangat yang menyala dan menemaninya di masa-masa sulit. Tanpa Inggit, Soekano barang kali habis setelah ditahan di penjara Sukamiskin dan diasingkan ke Ende. Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak, sehingga Soekarno menceraikan Inggit yang tidak mau dimadu.
  • Fatmawati (1943)
Usia Soekarno dan Fatmawati terpaut 22 tahun lebih muda. Namun, kebahagiaannya sebagai pendamping bung Karno harus terkoyak pada tahun ke-12. Karena, belum genap 2 hari ia melahirkan Guruh, Soekarno minta ijin akan menikahi Hartini. Dalam buku “Fatmawati Soekarno: The First Lady” karya Arifin Suryo Nugroho.  Setelah 38 tahun tidak berkomunikasi Fatmawati menemui Inggit yang telah sepuh itu, dan bersimpuh dihadapannya. Seorang ibu adalah lautan maaf. “Hanya ke depan, jangan mencubit orang lain kalau tak ingin dicubit, karena dicubit itu rasanya sakti,” jelas Inggit, istri yang cuma bisa memberi tanpa mau meminta kepada suaminya. Fatmawati meminta maaf karena telah menjalin kasih dan menikah dengan Soekarno. Bagi Fatmawati, kehendaknya menemui mantan ibu angkatnya Inggit, seolah menjadi penyuci diri.
  • Hartini (1952-1970)
Berstatus janda 5 anak.
Kepada Tempo edisi 22 September 1999 lalu, Hartini menepis tudingan public bahwa dirinya telah merebut Bung Karno dari Fatmawati. Untuk bersedia menerima pinangan bung Karno yang bertubi-tubi, dia harus membayarnya dengan amat mahal.
  • Kartini Manoppo (1959-1968)
Bekas pramugari Garuda Indonesia ini penah menjadi model lukisan Basuki Abdullah. Ketika melihat lukisan itu, Soekarno mengagumi sang model, lantas memintanya untuk ikut terbang setiap kali Presiden melawat ke luar negeri.
  • Ratna Sari Dewi (Naoko Noemoto) 1962-1970
Wanita Jepang yang dinikahi Bung Karno saat usia 19 tahun. Gosip beredar bahwa dia adalah seorang geisha. Namun, rumor itu berkali-kali dibantahnya.menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia.
  • Haryati (1963-1966)
Haryati adalah mantan penari istana sekaligus staff seretaris Negara bidang kesenian. Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator. Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak Arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu. Bahkan, status Haryati yang merupakan kekasih orang lain, tak membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
  • Yurike Sanger (1964-1968)
Saat itu Yurike  masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara kenegaraan. Akhirnya,  Bung Karno menemui orang tua Yurike pada 6 Agustus 1964 dan dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah Yurike.berjalannya waktu, kondisi bung Karno pada 1967 yang secara de facto di makzulkan sebagai Presiden , berdampak pada kehidupan pribadi. Didasari rasa cinta yang luar biasa Bung Karno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso,menyarankan agar Yurike meminta cerai.
  • Heldy Djafar (1966-1969)
Merupakan istri terakhir Soekarno,  waktu itu usia Bung Karno 65 tahun sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kutanegara, Kalimantan Timur itu berusia 18 tahun. Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Waktu itu situasi politik sudah semakin tidak menentu. Komunikasi tidak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso. Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.

Dalam perjuangannya mencapai kemerdekaan, Soekarno telah mengalami berbagai rintangan dan hambatan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Seperti diasingkannya beliau ke berbagai tempat karena memberontak dan mendirikan organisasi-organisasi. Namun, hal tersebut tidak membuat Soekarno menyerah begitu saja. Berbagai usaha dilakukannya untuk mencapai satu tujuan yaitu Indonesia Medeka. Akhirnya, kemerdekaan itu pun dapat diraih Soekarno dan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jln. Pegangsaan Timur 56, dengan pembacaan Proklamasi dan pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit Ibu Fatmawati. Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta. 

Kesimpulan

Untuk perjuangannya itu baik, sehingga dapat kita contoh (rasa nasionalismenya yang tak pernah lekang oleh waktu). Tapi kalau untuk pernikahannya sampai 9 kali,  harus dihindari. 

Sumber

1.   Dalam Otobiografi Soekarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams (Bobs-Merrill Company Inc.New York 1965)
2.  Indo Corps Circles menguaknya dari berbagai sumber mulai dari Wikipedia, berbagai situs luar negeri dan wartawan merdeka.com (Laurencius Simajuntak, Didi Syafirdi dan Ramadhian Fadillah).

Minggu, 01 November 2015

Temu Buku Foto Solo


Latar Belakang

Temu Buku Solo adalah kegiatan “perpustakaan sukarela” yang menjadi ajang pertemuan para penyuka buku foto dan penggemar fotografi di Kota Solo. Di mana peserta kegiatan memajang buku-buku foto koleksinya agar dapat dilihat dan dibaca oleh perserta lain juga pengunjung umum. Sehingga dapat terwujud banyak obrolan fotografi atau diskusi tema umum yang terpantik oleh suatu wacana foto. Pada kegiatan ini disajikan aneka ragam buku fotografi, mulai dari buku foto karya fotografer Indonesia dan Internasional, buku teks tentang fotografi, juga katalog-katalog fotografi terbitan dalam dan luar negeri. Sebagian buku merupakan buku koleksi tua dan sebagian lainnya diterbitkan terbatas oleh fotografernya atau hanya diterbitkan di luar negeri. Kegiatan serupa sudah beberapa kali diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya sepanjang tahun 2012-2014.

Tujuan yang diharapkan tercapai dari diselenggarakannya Temu Buku Solo ialah menjadi wadah diskusi antar fotografer dengan khalayak umum tentang tema fotografi dan beragam tema lain yang diusung oleh media fotografi itu sendiri. Sehingga diharapkan momen menggelegaknya minat dan apresiasi masyarakat terhadap fotografi yang ditandai oleh banyaknya penerbitan buku cara praktik (how-to) fotografi, menjamurnya komunitas fotografi, dan tingginya penjualan alat fotografi juga diiringi dengan berkembangnya budaya literasi fotografi khalayak Solo. Karena kami percaya bahwa fotografi sebagai bentuk seni rupa yang masih muda sekaligus sebagai suatu media komunikasi, dapat menjadi lebih berguna untuk masyarakat jika dipahami dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dengan pemahaman yang lebih baik lagi.

Temu Buku Solo juga diharapkan dapat menjadi kegiatan awal dari terjalinnya silaturahmi antar komunitas fotografi di Kota Solo. Baik itu pehobi fotografi, wartawan foto, fotografer komersial, fotografer studio, seniman foto, hingga komunitas fotografi mahasiswa. Silaturahmi antar komunitas fotografi yang kuat diharapkan dapat lebih berperan untuk mendukung perkembangan Kota Solo yang kental akan nuansa keragaman seni dan budaya dalam pesatnya perkembangan global.

Deskripsi Acara

Inti acara adalah “perpustakaan sukarela” berupa seratusan buku foto karya fotografer Indonesia dan luar negeri, buku teks tentang fotografi, juga majalah-majalah fotografi terbitan dalam dan luar negeri yang dipajang di meja-meja datar. Di sekeliling meja tersebut disediakan sejumlah kursi untuk pengunjung membaca buku.

Untuk memasuki area perpustakaan, pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan, minuman, dan merokok. Pengunjung diminta untuk menitipkan tas dan barang bawaannya ke panitia. Panitia akan bertanggungjawab terhadap keamanan barang titipan pengunjung. Selain itu pengunjung juga diminta untuk berhati-hati dalam membaca buku foto agar tidak sobek, terlipat, atau kotor. Panitia menyediakan tisu basah gratis untuk membantu peserta membersihkan tangan sebelum dan sesudah membaca buku.

Diskusi Buku Foto

Di sela acara perpustakaan sukarela, diselenggarakan Diskusi Buku Foto yang berdurasi satu hingga tiga jam. Diskusi ini diikuti oleh beberapa peserta undangan dari perwakilan wartawan foto, pehobi fotografi, seniman foto, mahasiswa dan juga peserta umum. Setiap peserta mempresentasikan singkat sebuah buku foto dari sudut pandangnya untuk kemudian menjadi wacana diskusi bersama. Dengan latar belakang yang berbeda dari tiap peserta diharapkan dapat meningkatkan pemahaman yang lebih luas akan seni dan praktek fotografi. 

Penyelenggara

Kegiatan ini diselenggarakan secara sukarela oleh tiga fotografer, diantaranya: Pandji Vasco Da Gama, Taufan Wijaya, dan Maulana Surya serta didukung kepanitian oleh sekelompok fotografer yang tergabung dalam Garasi N11.